Seperti Membaca Novel Pendek di Akhir Pekan | The Wonderful Story of Henry Sugar (2023)

Ini bukan pertama kalinya Wes Anderson mengadaptasi cerita karya Roald Dahl. Di tahun 2009, Wes Anderson pernah membuat film stop-motion berjudul Fantastic Mr. Fox yang juga diadaptasi dari penulis yang sama. Keduanya film yang ramah untuk ditonton keluarga, cocok dinikmati long weekend ini.

Menonton The Wonderful Story of Henry Sugar (2023) memang suatu kebetulan, lewat begitu saja di halaman utama Netflix saya. Tanpa mengetahui sinopsisnya, saya begitu terpaku dengan dua hal menarik dari film ini: Wes Anderson dan durasinya yang tak lebih dari 50 menit. Tanpa pikir panjang untuk memutarnya, begitu mudahnya saya ter-hook dengan gaya pengarahan khas Wes Anderson yang lama saya tak nikmati.

Premisnya saya rasa unik namun cukup ringan. Mengisahkan seorang penghibur keliling yang mempunyai kemampuan melihat sekitarnya walaupun dengan mata tertutup, membuat Henry Sugar sang penjudi menjadi ingin memiliki keahlian tersebut untuk sekedar bisa menang di meja judi. Yang cukup baru bagi saya adalah bagaimana Wes Anderson mencoba membawa film ini seakan sebagai suatu novel yang "berbicara".

Tak hanya soal pembawaan dialognya, hal yang cukup menarik perhatian saya adalah set adegan-adegannya yang merupakan latar buatan di studio (bukan diambil di suatu lokasi yang sudah ada sebelumnya) yang begitu terasa seperti film jalan dulu. Kesan tak realistis dari setnya itu sendiri membantu film ini untuk bisa cepat berpindah plot, dengan durasi yang singkat dan penceritaanya yang ringan.

Film ini dibintangi oleh aktor-aktris kawakan seperti Benedict Cumberbatch, Ben Kingsley, Raplh Fiennes, hingga Dev Patel. Walaupung terasa singkat dan padat, para pemeran ini berhasil membuat sebuah film sederhana yang manis dan punya makna yang ingin disampaikan.

Comments

Popular posts from this blog

Tak Ada yang Salah menjadi Mas-Mas Biasa | The Banshees of Inisherin (2022)