Menikmati Horor Londo di Erasmus Huis | Prey (2016)
Kesempatan untuk menonton film-film dari Belanda langsung di kedutaan besar Belanda memang jadi suatu pengalaman yang menyenangkan. Ini jadi pertama kalinya saya mengunjungi kedubes Belanda, khususnya Erasmus. Kebetulan bulan lalu mereka menyelenggarakan screening film bertemakan "Horor Londo", film yang tayang waktu itu adalah Prey (2016).
Tanpa mengetahui latar belakang dan aktor-aktris yang berperan dalam film Prey (2016), tentunya ekspektasi saya cukup rendah. Namun yang menariknya adalah, sebelum film ini diputar, ketua penyelenggara screening film "Horor Londo" sedikit memberikan kesannya terhadap film ini: Sebuah film thriller yang dipadukan dengan kejenakaan.
Kesan itu benar adanya. Prey berhasil membuat saya terkail sejak menit awalnya berkat premisnya yang cukup konyol. Prey menceritakan tentang seekor singa dengan ukuran raksasa yang terlepas dari kebun binatang dan meneror para penduduk lokal. Teror yang dilakukan singa ini tidak main-main, singa itu membunuh dan memakan penduduk lokal sebagai mangsanya.
Walaupun di paruh awal cukup menarik, tetapi di pertengahan rasanya film ini terlambat untuk memasukin babak pencarian dan pemburuan singa raksasa itu. Justru pemburuan singa tersebutlah film ini jadi begitu menarik dan penuh komedi.
Komedi yang tersaji di film ini tidak terlepas dari hadirnya Mark Frost (Jack) sebagai pawang singa terbaik sejagad Britania. Seorang pawang singa berkursi roda rasanya sudah jadi komedi tersendiri, apalagi dialog-dialog bodoh Jack semakin mempertebal komedi dari film ini.
Comments
Post a Comment